Dalam
kehidupan bermasyarakat, disengaja atau tidak setiap diri kita banyak berbuat
salah. Dan dalam menjalani hidup
ini kita juga mungkin pernah mengalami disakiti, entah itu disakiti secara
lahir maupun batin, entah difitnah ataupun dianiaya secara fisik, terlepas
benar atau tidaknya posisi kita saat itu, yang pasti yang namanya
disakiti ya pastilah kita merasa sakit hati. Nah, jika seseorang yang bersalah
kepada orang lain pastilah ingin agar kesalahannya dimaafkan. Begitu juga jika
seseorang menzhalimi diri kita maka Islam mengajarkan untuk senantiasa
memaafkan dan ini merupakan sikap yang mulia.
Makna
memafkan adalah engkau mempunyai hak untuk membalas terhadap orang lain yang
menzhalimi dirimu tetapi engkau melepaskan (hakmu itu), tidak menuntut qishash
atau denda kepadanya (Minhajul Qashidin, Imam Ibnu Qudamah).
Orang bijak
berkata implementasi dari memaafkan itu adalah anda senantiasa, terus menerus
mengkosongkan hati anda dari semua kesalahan orang lain kepada anda. Ini
sebenarnya mudah dilakukan jika anda menyadari dan juga sangat mengharapkan
maaf dan ridhonya.
Imam Raghib
Ashbahani berkata “Suka memaafkan adalah bagian dari sikap santun. Orang yang
santun adalah ketika dizhalimi dia bersikap santun dan ketika dia mampu
membalasnya dia malah memafkan”.
Sungguh
tidak ada yang meragukan bahwa jika seseorang suka memaafkan akan mudah
dimaafkan, suka menolong akan ditolong, suka menyayangi akan disayangi dan suka
memberi akan diberi. Bukankah dalam kehidupan sehari-hari, keadaan ini sangat
lumrah dan sering kita saksikan.
Salah satu
contoh misalnya di dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita saksikan dan
kita jumpai ketika ada seseorang yang yang biasa memudahkan urusan orang lain
maka selalu saja ada kemudahan dan jalan keluar baginya jika suatu waktu dia
mendapatkan kesulitan atau menghadapi suatu masalah yang berat. Allah SWT
berfirman “Jika kamu berbuat kebaikan maka (berarti) kamu berbuat kebaikan
bagi dirimu sendiri”. (Q.S. Al Israa’ [17] : 7).
Demikianlah postingan
yang sangat singkat ini semoga kita dapat mengambil hikmah dan manfaat dari
tulisan di atas yang kemudian mengimplementasikannya pada diri kita agar
senantiasa menjadi orang yang mudah memaafkan.